1. Beranda
  2. Artikel
  3. Berita Kampus
  4. Ivan Asal USD Boyong 2 Penghargaan IPSF World Congress

Kategori

Ivan Asal USD Boyong 2 Penghargaan IPSF World Congress

Ivan Asal USD Boyong 2 Penghargaan IPSF World Congress

Rating: 1 - out of 5stars
23 Agustus 2016 0 Komentar
Penulis:

Salah satu prestasi membanggakan kembali diraih anak bangsa. Albertus Ivan Brilian, mahasiswa program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) berhasil mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Mahasiswa yang akrab disapa Ivan ini mewakili Indonesia dalam ajang International Pharmaceutical Students’ Federation (IPSF) World Congress 2016 ke-62 yang diadakan di Harare, Zimbabwe. Ajang yang diadakan tanggal 29 Juli hingga 8 Agustus 2016 ini dihadiri oleh mahasiswa dari seluruh dunia.

ivan-asal-usd-boyong-2-penghargaan-ipsf-world-congress

Tujuan dari diadakannya ajang ini adalah sebagai wadah pertukaran pengetahuan farmasi dan budaya, serta mengasah kemampuan mahasiswa melalui kompetisi kefarmasian. Kegiatan yang diadakan oleh IPSF dalam kongres dunia ini antara lain simposium, berbagai macam workshop, kampanye kesehatan, kunjungan farmasi rumah sakit dan industri serta kompetisi seperti patient counseling event (PCE), poster competition, clinical skill event, dan compounding event.

Nah, Ivan mewakili USD mengikuti dua macam kompetisi yakni Educational Poster Competition dan Patient Counseling Event. Proses kompetisi yang cukup panjang, nyatanya mampu mengantarkan nama Ivan sebagai pemenang. Ivan yang mempresentasikan abstrak poster berjudul “Self-learning Herb Cabinet for Blind Children” dimana poster ini merupakan kegiatan edukasi tanaman obat, dan jamu kepada anak-anak penyandang tunanetra ini mampu meraih kekaguman para juri.

Kegiatan edukasi yang dilakukan menggunakan metode khusus yakni megatron (lemari toga elektronik). Lemari toga elektronik ini dapat digunakan secara mandiri oleh anak tunanetra dalam mengenal dan membedakan tanaman obat.

Tidak hanya dapat mengenal dan membedakan, anak-anak tunanetra dalam program ini juga dapat menanam tanaman obat dan membuat jamu secara mandiri untuk dapat menjaga daya tahan tubuh mereka. Poster kegiatan dari program kreativitas mahasiswa yang lolos didanai DIKTI ini berhasil mendapatkan Juara I Poster Edukasi yang diikuti dengan Perancis dan Argentina sebagai Juara II dan III.

Sri Wahyuni Peraih Medali Perak Olimpiade Dapat Beasiswa S2

Sedangkan di kompetisi Patient Counseling Event (PCE) Ivan pun berhasil meraih predikat juara I dan mengalahkan 24 mahasiswa dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Slovakia, Zimbabwe, dsb.

Dikutip dari laman usd.ac.id, PCE merupakan kompetisi konseling yang mengutamakan kemampuan komunikasi dan penyelesaian masalah, dalam memilihkan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien. PCE dibagi menjadi 2 tingkat yang berbeda yakni beginner untuk mahasiswa S1 dan advanced untuk apoteker/farmasis.

PCE dibagi menjadi dua tahap yaitu penyisihan dan final, tiap tahapnya peserta akan mendapat kasus untuk diselesaikan dan melakukan konseling kepada pasien dengan waktu maksimal 8 menit.

Unissula Juarai Kontes Robot di Amerika

Pada tahap penyisihan peserta harus menyelesaikan kasus infeksi saluran kemih dan terpilih 3 finalis yakni Albertus Ivan Brilian (INA USD), Hana Ghina Chairunnisa (INA UI), dan Fardowsa Ibrahim (Swedia). Pada babak final seluruh peserta world congress dapat menyaksikan konseling dari tiap finalis dalam memberikan obat dan menyelesaikan kasus infeksi jamur daerah kewanitaan.

Menurut Ivan, kasus pada babak final merupakan kasus yang sulit karena obat yang diberikan menggunakan aplikator dan ini merupakan kasus yang sensitif untuk dibahas. Akan tetapi melalui kerjakeras dan latihan serta bimbingan dosen Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. dan Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., Albertus Ivan Brilian berhasil menjadi Juara I Patient Counseling Event tingkat Beginner yang menjadikan kebanggaan Indonesia untuk dapat memenangkan 2 kejuaraan tingkat dunia.

Keberhasilan ini tidak dapat dicapai tanpa bantuan dari Universitas Sanata Dharma, Pos Kesehatan St. Antonius Kotabaru, Yayasan Persaudaraan Masyarakat Jogjakarta dan Yayasan Tunanetra Yaketunis tempat Albertus Ivan Brilian belajar melayani sekaligus konseling, berdinamika dengan tenaga kesehatan lain di masyarakat kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.

Sumber : AyoKuliah.id

Loading...
linecolor

    






Artikel Terkait