Universitas Airlangga (Unair) Surabaya terus berupaya secara serius dengan berbagai hal, antara lain dengan menargetkan kenaikan jumlah publikasi jurnal yang terindeks scopus di tahun 2017 ini. Publikasi tersebut dinilai dapat mendorong Unair meraih ranking 500 top dunia yang ditargetkan Kemenristek Dikti pada 2019 mendatang.
Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Unair, Ni Made, mengatakan salah satu upaya untuk mencapai World Class University (WCU) melalui produk riset yang berupa jurnal internasional yang terindeks Scopus. Hal itu juga berkaitan dengan peraturan Kemenristekdikti tahun 2017 yang mewajibkan dosen untuk mempublikasikan jurnal ilmiah di level nasional maupun internasional.
“Tahun lalu jumlah publikasi jurnal internasional yang terindeks scopus hanya sekitar 64 jurnal. Dan untuk tahun ini kita menargetkan 162 jurnal internasional terindeks scopus,” ujar made dalam acara Loka karya Pembinaan Publikasi Jurnal Internasional di GRAMIK FK UNAR, (28/2).
Di kesempatan yang sama, Ketua Pusat Pengembangan Jurnal dan Publikasi Ilmiah (PPJPI) Dr. drg. Prihartini Widiyanti, M.Kes., mengungkapkan, publikasi jurnal internasional menjadi parameter yang sangat krusial, sehingga memiliki beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Di antaranya, artikel ilmiah, cover letter, pilihan jurnal ilmiah yang dituju, serta motivasi yang kuat.
“Dalam menentukan target jurnal, salah satunya yaitu dengan cara memilih jurnal yang baik,” kata dokter gigi yang akrab disapa Yanti tersebut.
Yanti juga menjelaskan mengenai teknis untuk submission artikel atau jurnal internasional agar tidak salah masuk ke dalam Publisher Predatory yang justru merugikan para dosen.
“PPJPI juga memberikan pendampingan bahasa (translasi/translate) serta pendampingan untuk kalangan dosen dalam menghadapai masalah submission jurnal internasional,” kata dia.
Wakil Ketua PPJPI, Hendrik Setia Budi, mengatakan, selain dosen, mahasiswa juga dapat melakukan publikasi dengan menggunakan tugas akhir dengan proses Reworking atau mendaur ulang menjadi naskah ilmiah. Reworking ini dikerjakan ulang oleh dosen pembimbing dengan tidak menghilangkan identitas mahasiswa tersebut.
“Yang perlu diperhatikan lagi ketika akan melakukan publikasi jurnal internasional yaitu prosedur penulisan agar dapat diterima oleh editor sehingga akan mendapatkan banyak reviews,” terang Hendrik.
Hendrik menambahkan dalam beberapa tahapan yang dilakukan dalam reworking yaitu, mengecek kelayakan tulisan dan data online. Dimana pengecekan data online (repository dan jurnal) ini bertujuan untuk memperhatikan unsur plagiarisme dengan cara menggunakan aplikasi cek tingkat plagiarisme.
Sumber : https://www.unair.ac.id