1. Beranda
  2. Artikel
  3. Berita Kampus
  4. Unair Kembangkan Temuan Obat Anti Malaria dari Tumbuhan

Kategori

Unair Kembangkan Temuan Obat Anti Malaria dari Tumbuhan

Unair Kembangkan Temuan Obat Anti Malaria dari Tumbuhan

Rating: 1 - out of 5stars
14 Februari 2017 0 Komentar
Penulis:

Obat-obatan dari bahan baku tanaman tradisional memiliki prospek pengembangan keilmuan dan penelitian yang baik, terkhusus di Indonesia. Apalagi, dalam skala internasional, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam obat-obatan tradisional yang melimpah. Tidak heran, jika beragam obat-obatan tersebut bisa dipercaya untuk menyembuhkan beragam penyakit.

Seperti yang dilakukan oleh pengajar Departemen Farmakognosi & Fitokimia Dr Aty Widyawaruyanti, dra., Apt., M.Si. dari Universitas Airlangga (Unair) yang mencoba mengembangkan obat malaria yang berasal dari tumbuhan. Tentunya, sebagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi ini bertujuan untuk mendukung pendidikan farmasi dan mencetak para ahli di bidang obat.

Baca Juga : Antisipasi MRSA, Tim Mikrobiologi FK UNAIR Tawarkan Guideline

Aty sapaan akrabnya melakukan penelitian terhadap obat anti-malaria. Dia dan tim berusaha untuk melakukan eksplorasi dari bahan obat-obatan dari tumbuhan yang lain. Terutama untuk tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan tradisional untuk obat, seperti melakukan eksplorasi ke beberapa taman nasional dan hutan, guna mengambil sampel tanaman.

Di bawah laboratorium yang kini bernama Center for Natural Product Medicine Research and Development, dikembangkan riset untuk mendapatkan produk-produk dari herbal. Dari eksplorasinya, terdapat dua kandidat yang bisa dijadikan sebagai obat anti-malaria yaitu dari kulit batang cempedak dan herba sambiloto. Herbal medicine saat ini sangat potensial untuk dikembangkan.

Baca Juga : Ini Tiga Langkah Unair Tingkatkan Peringkat di Dunia

“Saat ini masyarakat selalu didengungkan dengan jargon back to nature. Hal ini didukung juga dengan kekayaan Indonesia yang terkenal dengan jamu dan obat tradisionalnya,” ungkapnya seperti dilansir dari laman unair.ac.id, Selasa (14/2/2017).

Menurut Aty, bahan obat-obatan yang diperoleh dari tanaman tidak akan ada habisnya untuk terus diteliti dan dikembangkan. Apalagi, dengan pengembangkan teknologi fitofarmasetik, pengembangan persediaan obat tradisional semakin lama semakin baik dan semakin modern.

“Pengembangan persediaan obat tradisional semakin lama semakin baik dan semakin modern,” tandasnya.

Baca Juga : Calon Maba UNAIR Wajib Ikut SBMPTN 2017?

Sumber : http://news.unair.ac.id

Loading...
linecolor

    






Artikel Terkait