UNU Purwokerto Buka PMB Hingga September 2018

Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto memang belum lama berdiri di tanah air. Namun kampus ini berhasil menjadi salah satu kampus favorit di Jawa Tengah, khususnya di Purwokerto sendiri.

Sejak didirikan pada tahun 2016, UNU Purwokerto memiliki tiga belas program studi jenjang Sarjana. Diantaranya adalah Agroteknologi, Teknologi Pangan, Teknik Pertanian dan Biosistem, Peternakan, Biologi, Matematika, Ilmu Perikanan, Manajemen, Akuntansi, Administrasi Publik, Hukum, Hukum Syari’ah, Pendidikan Bahasa Inggris. Ada program studi yang kamu incar?.

Bagi kamu yang tertarik masuk di kampus ini, pendaftaran PMB 2018 sudah dibuka. Berikut jadwal pendaftarannya:

• Gelombang I: 1 Februari – 30 April 2018
• Gelombang II: 1 Mei – 31 Juli 2018
• Gelombang III: 1 Agustus – 15 September 2018.

Baca: UNU Purwokerto Buka 13 Program Studi

Menariknya, UNU Purwokerto juga menawarkan fasilitas bantuan biaya kuliah seperti:

1. Beasiswa
2. Keringanan SPP
3. Pembebasan SPP
4. Asrama dengan biaya terjangkau.
   *Biaya pendidikan (SPP) disesuaikan dengan kemampuan orang tua.

Untuk penjelasan fasilitas di atas, silakan kontak bagian panitia PMB UNU Purwokerto melalui wa di nomor 082128972222 / 082136776442 / 085742148419.

Baca: Akhirnya, Unusa Raih Akreditasi Institusi B!

Adapun tata cara pendaftaran via online yakni:

1. Peserta mendownload formulir pendaftaran di sini
2. Mengisi dan melengkapi formulir pendaftaran
3. Mengirim formulir pendaftaran yang telah diisi ke e-mail [email protected]

Petunjuk registrasi ulang:

1. Calon mahasiswa hadir langsung ke sekretariat UNU Purwokerto: Jln. Sultan Agung No. 42 Karang Klesem Purwokerto Selatan
2. Menyerahkan berkas pendaftaran berupa:
   a. Formulir Pendaftaran
   b. Ijazah/SKL/Surat Keterangan dari sekolah asal
   c. Pas foto berwarna 4×6 sebanyak 3 lembar

Sebagai informasi, UNU Purwokerto juga menerima kelas karyawan. Jadwal nantinya akan disesuaikan baik untuk kelas sore maupun kelas malam.

“Kuliah sambil berwirausaha di sini tempatnya”