Artivisme, Kritis Tak Perlu Anarkis

Untuk mewujudkan salah satu misi Universitas Sanata Dharma, yaitu “memanusiakan manusia”, Kementerian Pemberdayaan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) Badan Eksekutif Mahasiswa USD akan mengadakan Bincang-Bincang Seni Budaya dan Humaniora (BBSBH). Acara bertajuk “Artivisme” ini rencananya dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Oktober 2015 bertempat di Auditorium Sanata Dharma.

Acara ini mengundang pembicara I Gede Ari Astina (JRX), drummer band SID dan juga aktivis Bali Tolak Reklamasi Teluk Banda, Anti-Tanx Project street artist dan aktivis Warga Berdaya Jogja serta moderator Kiki Pea, seorang vokalis Kiki and the Klain yang juga seorang jurnalis.

Ketua Umum BBSBH mengungkapkan, “Sebagian besar anak muda berpikir bahwa ‘kektritisan’ selalu dianggap sebagai satu hal yang berat dan sulit dilakukan, serta dikaitkan dengan urusan politik. Padahal pada kenyataannya, kekritisan tidaklah sesulit itu. Harapannya, dengan adanya acara ini, anak muda akan lebih berani menjadi pribadi yang lebih kritis namun terarah, dan tanpa kekerasan.”

Pengamatan Kementrian PSDM BEM Universitas Sanata Dharma 2015 menghasilkan indikasi degredasi moral pada cendekiawan muda bangsa dalam hal kekritisan. Menurunnya kekritisan anak muda yang mulai tidak elegan dan konstektual menjadi alasan diadakannya kegiatan ini.

“Seni bukan hanya dipandang sebagai sarana entertaining, tetapi juga memiliki fungsi yang lebih mendalam yaitu sosialisasi,” ungkap Penasihat Acara BBSBH. Selain agar sahabat muda yang hadir akan lebih membuka diri dengan gejala-gejala yang terjadi di masyarakat dan mengkritisi, harapannya mereka juga bisa membuat aksi yang konkret.

Untuk mewujudkan aksi nyata, pada bulan selanjutnya setelah acara ini dilangsungkan, akan dilaksanakan follow up pemutaran film “Belakang Hotel”. Peserta BBSBH dan masyarakat umum diharapkan hadir dan bergabung agar sahabat muda akan lebih terbuka dengan isu nyata yang terjadi di lingkup Yogyakarta pada khususnya dan lingkungan masyarakat pada umumnya.