Universitas Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta merupakan perguruan tinggi swasta (PTS) baru di kota Gudeg ini. Kampus ini merupakan hasil merger dua perguruan tinggi, yakni STIKES A. Yani dan STMIK A. Yani. Kedua kampus telah resmi bergabung sesuai dengan Surat Keputusan dari Kemenristek Dikti, Senin (26/2/2018). Selain itu, Kopertis Wilayah V DIY mendorong PTS yang kekurangan mahasiswa untuk mengikuti jejak kedua kampus tersebut.
Koordinator Kopertis Wilayah V DIY Bambang Supriyadi menjelaskan, merger PTS di Jogja perlahan mulai terealisasi.
“Jadi hari ini merupakan suatu bukti bahwa merger dilakukan dan pemerintah tidak mempersulit permohonan merger PTS. Ini salah satu bukti merger yang sudah keluar SKnya, bukti kemudahan juga dalam mengurus merger karena pemerintah yang menganjurkan,” terangnya, Senin (26/2/2018) dilansir dari Solopos.com.
Kedua PTS tersebut, lanjutnya, mulai melakukan proses pengajuan merger ke Kemenristekdikti pada Agustus 2017. Sehingga tidak sampai setahun, pengajuan itu telah disetujui.
Bambang menilai, berdasarkan evaluasinya selama ini, STIKES A. Yani tergolong baik, namun untuk STMIK awalnya butuh dukungan kampus yang representatif dan kemudian membangun di kawasan ringroad hingga perlahan berkembang.
“Karena yayasan sama dan dari sisi persyaratan memenuhi dan akhirnya memutuskan merger, kami menyambut positif sehingga meningkat jadi universitas,” kata dia.
Selain kedua kampus itu, lanjutnya, saat ini ada dua PTS lagi yang dalam proses merger dan telah diajukan kepada Kemenristekdikti yaitu AKA Farma dan Stikes Al Islam. Dua kampus itu akan bergabung menjadi satu.
“Untuk keduanya [AKA Farma dan Stikes Al Islam] masih menunggu keputusan dari Jakarta,” ujarnya.
Diharapkan, akan ada lebih banyak kampus yang tertarik untuk merger, agar dapat memperbaiki kualitas yang sudah ada. Saat ini, sudah ada beberapa kampus yang telah merger dan berubah statusnya menjadi universitas. Salah satunya adalah Universitas Muhammadiyah Sinjai.
Sumber : AyoKuliah.id
Submit your review | |