Wahyu Setyo Prabowo, mahasiswa Akademi Manajemen Informatika (AMIK) BSI berhasil menjadi wisudawan terbaik periode ini. Wisudawan terbaik strata DIII di AMIK BSI ini kemudian diberikan beasiswa untuk melanjutkan studi ke jenjang S1 di Universitas BSI Bandung.
Sehari-hari, Wahyu bepergian bolak-balik Jogja-Purworejo. Meski terbilang jauh dan melelahkan, tapi ia tidak menyerah. Lelah dan letih tidak menjadi alasan untuknya berhenti melanjutkan pendidikan. Pemuda asli Purworejo ini membuktikan bahwa usaha dan pengorbanannya tidak sia-sia, dengan menjadi wisudawan terbaik AMIK BSI periode ini.
Selain harus ‘ngelaju’ dari Purworejo-Jogja, Wahyu juga bekerja sambilan untuk mencukupi kebutuhan makan dan transportasi. Maklum, jarak Purworejo-Jogja bisa memakan bahan bakar yang lumayan besar. Karena itu, di tahun keduanya kuliah ia pernah bekerja menjaga galon air untuk mendapatkan tambahan uang.
Pernah juga ia betul-betul tidak bisa membayar sesuatu tetapi tidak punya uang, hingga membuatnya hampir putus asa dan ingin berhenti kuliah. Namun, pada akhirnya ia meyakinkan diri bahwa hidup akan lebih baik jika ia terus kuliah.
Wahyu lahir dari pasangan Mulyono dan Mujiyati, ayahnya berprofesi sebagai petani dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Wahyu merupakan anak tertua dari 3 bersaudara, satu adiknya duduk di bangku sekolah dan satu lagi belum bersekolah.
Kendati lulus sebagai wisudawan terbaik dan mendapatkan beasiswa untuk kuliah S1 di Bandung, Wahyu ingin bekerja terlebih dahulu agar bisa membantu keluarganya. Apalagi kondisinya sebagai anak tertua, dengan tanggungan pendidikan untuk kedua adiknya yang harus ia perhatikan juga.
Pemuda kelahiran Purworejo ini juga menuturkan bahwa kuliah tidak hanya untuk kalangan atas. Tak peduli terlahir dari keluarga apa, siapapun bisa kuliah asalkan berusaha. Jika mau, ada banyak beasiswa tersedia untuk mereka yang benar-benar tidak mampu. Dengan demikian, biaya seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak memperoleh pendidikan lebih baik.
Sumber : AyoKuliah.id