1. Beranda
  2. Artikel
  3. Berita Kampus
  4. PTN se-Jawa Timur Hadiri Forum Rapat Kerja Paguyuban

Kategori

PTN se-Jawa Timur Hadiri Forum Rapat Kerja Paguyuban

PTN se-Jawa Timur Hadiri Forum Rapat Kerja Paguyuban

Rating: 1 - out of 5stars
02 Februari 2017 0 Komentar
Penulis:

Sebanyak sepuluh pimpinan perguruan tinggi negeri (PTN) di Jawa Timur hadir dalam forum “Rapat Kerja Paguyuban Rektor Perguruan Tinggi Negeri se-Jawa Timur”, PTN yang hadir adalah Universitas Airlangga, Institut Teknologi 10 Nopember, Universitas Brawijaya, Universitas Jember, Universitas Trunojoyo, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, dan UPN sendiri sebagai tuan rumah. Acara dilangsungkan di Gedung Technopark, Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Selasa (31/1).

Dalam forum yang dipimpin oleh Rektor UNEJ Drs. Moh. Hasan, M.Sc., Ph.D selaku Koordinator Paguyuban Rektor PTN se-Jatim membahas sejumlah poin penting. Yakni, pengadaan bersama jurnal dan buku elektronik, penerbitan buku yang berisi keunggulan PTN se-Jatim, serta penelitian dan publikasi bersama.

Baca Juga : Berpendidikan S-1, Kampus di Indonesia masih Krisis Dosen

Terkait pengadaan bersama jurnal dan buku elektronik, saat ini, total anggaran untuk berlangganan jurnal elektronik dan buku elektronik pada 11 perguruan tinggi mencapai Rp 25 miliar. Di UNAIR sendiri, total anggaran mencapai Rp 5,3 miliar, masing-masing adalah Rp 4,1 miliar dan Rp 1,2 miliar.

Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, ketika ditemui usai pertemuan menyampaikan bahwa pengadaan bersama jurnal dan buku elektronik di PTN se-Jatim memakan biaya yang cukup besar. Untuk itu, diperlukan formula yang efektif dan tepat agar biaya berlangganan jurnal menjadi efisien. Solusinya, adalah membentuk konsorsium untuk bersama-sama berlangganan jurnal. Hanya saja, titik temu pembahasan mengenai pengadaan bersama jurnal dan buku elektronik masih belum disepakati.

“Kita tidak bikin satu langganan untuk semua di Jawa Timur sehingga kita bisa dapat jurnal-jurnal yang bervariasi. Tapi masih belum diputuskan di sini. Kita tidak mungkin biarkan teman-teman yang belanjanya hanya Rp 150 juta, kemudian harus tetap segitu, kan nggak ada efeknya. Teman-teman yang belanjanya masih kecil ya kita dorong untuk naik lagi tapi tidak perlu untuk sama seperti UNAIR yang sampai Rp 4 miliar. Biar UNAIR turun, sedangkan yang lain naik sedikit,” tutur Nasih.

Baca Juga : Sekolah Diminta Lebih Teliti Isi Data PDSS untuk Daftar SNMPTN 2017

Dalam forum tersebut, UNAIR ditunjuk menjadi koordinator penerbitan buku yang berisi keunggulan PTN se-Jatim, serta penelitian bersama di bidang sosial dan humaniora. Nantinya, buku itu berisi tentang keunggulan masing-masing PTN se-Jatim. Wakil Rektor IV UNAIR Junaidi Khotib, Ph.D., yang ditemui di sela-sela acara menuturkan, pihaknya tidak membatasi konten dalam buku itu dengan alasan diversifikasi perguruan tinggi.

“Ada yang unggul di bidang agribisnis, atau ada juga yang unggul di bidang health sciences (ilmu kesehatan, red). Dan ketika itu menjadi satu buku, itu menjadi kekuatan bahwa perguruan tinggi negeri di Jawa Timur itu memiliki sesuatu yang dibanggakan,” imbuh Junaidi.

Targetnya, pada bulan Maret, buku tersebut akan naik cetak di penerbitan. Terkait dengan penelitian dan publikasi bersama di jurnal internasional terindeks Scopus atau Thomson Reuters, diakui Junaidi, lektor kepala dan profesor yang sudah terbiasa untuk mempublikasikan penelitian, hal tersebut bukan masalah besar. Namun, bagi yang belum terbiasa, itu menjadi masalah. Oleh sebab itu, kolaborasi riset dan publikasi antar perguruan tinggi negeri harus ditingkatkan.

Baca Juga : Unhas Jadi Tuan Rumah Rakor PTN-BH se-Indonesia

Ia mencontohkan, dalam satu tim peneliti yang menggunakan anggaran program riset mandat UNAIR, maka ketua tim peneliti berasal dari UNAIR, sedangkan anggota lainnya berasal dari PTN lain. “Setiap grant-nya kan Rp 250 juta. Maka peneliti utama diberikan pada UNAIR, sementara tim peneliti harus mengambil dari peneliti dari perguruan tinggi lain yang termasuk dalam paguyuban ini,” terang dosen Fakultas Farmasi ini.

Sebelumnya, kolaborasi peneliti antar perguruan tinggi adalah hal biasa. Hanya saja, melalui forum ini, kolaborasi penelitian dan publikasi bersama termasuk dalam agenda program agar bisa segera diakselerasi.

Sumber: unair.ac.id

Submit your review
1
2
3
4
5
Submit
     
Cancel

Create your own review

Loading...
linecolor

    






Artikel Terkait